Perkembangan Kurikulum Di Indonesia

Kurikulum merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pendidikan. Perkembangan kurikulum di indonesia mencerminkan filosofi kehidupan bangsa ini, di mana arah dan bagaimana bentuk kehidupan masa depan akan ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa sosial sekarang. Nilai, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung / selalu berubah sebagian sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan kurikulum di indonesia harus mampu mengantisipasi perubahan ini, karena pendidikan dianggap sebagai cara paling strategis untuk mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kurikulum dapat (setidaknya sedikit) memprediksi hasil pendidikan / pengajaran yang diharapkan karena menunjukkan apa yang harus dipelajari dan kegiatan apa yang harus dialami oleh peserta didik. Hasil pendidikan kadang-kadang tidak dapat diketahui segera atau setelah siswa menyelesaikan pendidikan kurikulum kursus. Perubahan kurikulum dapat sebagian (khususnya komponen), tetapi juga dapat berhubungan dengan semua komponen dari kurikulum secara keseluruhan.

Perubahan kurikulum melibatkan berbagai faktor, baik mereka yang terlibat dalam pendidikan dan faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan. Sebagai konsekuensi dari perubahan kurikulum juga akan menyebabkan perubahan dalam operasionalisasi kurikulum, baik kepada orang-orang yang terlibat dalam pendidikan dan faktor pendukung dalam kurikulum pelaksannaan.Pembaharuan kurikulum diperlukan karena kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan masyarakat harus beradaptasi dengan perkembangan berubah dan berkelanjutan.

Sejak tahun 1947, pemerintah Indonesia telah menciptakan dan menerapkan tidak kurang dari sepuluh kurikulum nasional yang berbeda. Kurikulum terbaru datang dua tahun terakhir yaitu Kurikulum 2013. Meskipun perubahan kurikulum terakhir terjadi baru-baru ini kembali ke tahun 2006, banyak orang merasa iterasi kurikuler lain yang diperlukan untuk mengatasi apa yang beberapa orang Indonesia melihat tingginya tingkatan imoralitas dan intoleransi di kalangan pemuda Indonesia.

Dalam hal ini kurikulum 2013 fokus juga pada nilai moral. Selain komponen moral, 2013 kurikulum bertujuan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia oleh reorganisasi mata pelajaran yang dibutuhkan. Pada tingkat dasar, Kementerian Pendidikan memotong diperlukan pelajaran 10-6 jam per hari. Inggris, Sains, dan TIK tersingkir untuk mendukung program yang cenderung meningkatkan pelajaran berkarakter seperti Bahasa Indonesia, PKn, dan Studi Agama. Pada tingkat menengah, jam mengajar dalam bahasa Inggris dan kelas TI menurun diganti jam sejarah dan bahasa lokal.